Home » » SEJARAH AYAM KUKUAK BALENGGEK (AKB)

SEJARAH AYAM KUKUAK BALENGGEK (AKB)

 Sejarah Ringkas Ayam Kukuak Balenggek (AKB)

Ayam Kukuak Balenggek (AKB) merupakan ayam asli Sumatera Barat yang berkembang di Kecamatan Payung Sakaki dan Tigo Lurah, Kabupaten Solok. Ayam ini tergolong sebagai ayam "penyanyi" karena memiliki suara kokok yang merdu dan enak didengar. Karakteristik khas ayam ini adalah suara kokoknya yang bersusun-susun dan bertingkat (balenggek: bahasa Minang).

AKB termasuk ternak endemik karena daerah penyebarannya hanya terbatas di daerah Solok dan tidak ditemukan di daerah lain manapun.

AKB merupakan plasma nutfah kebanggaan Ranah Minang yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Itulah sebabnya AKB dijadikan sebagai fauna maskot Kabupaten Solok (Fumihito et al. 1996).

 Potensi Ayam Kukuak Balenggek

AKB merupakan jenis ayam asli yang potensial dikembangkan sebagai ayam unggulan Ranah Minang karena memiliki karakteristik suara kokok yang khas dan performans tubuh yang menarik. Keunikan ayam ini telah menjadi perhatian banyak penggemar ayam hias (fancy fowl). Bahkan pada tahun 1994 Pangeran Akishino dari Jepang datang berkunjung ke Sumatera Barat untuk mendengarkan kemerduan suara kokok dan menyaksikan dari dekat keberadaan AKB. 

Semakin banyak jumlah lenggek, semakin tinggi nilai jual ayam.  Berdasarkan pengamatan penulis ketika melakukan observasi pada tahun 2000 di daerah Kabupaten Solok hanya dijumpai satu ekor ayam yang mempunyai kokok 15 lenggek milik seorang hobiis, dengan nilai jual Rp. 1.500.000.. Nilai ekonomi AKB akan semakin meningkat apabila ayam tersebut berhasil memenangkan kontes. Unsur-unsur yang dinilai dalam kontes AKB antara lain: jumlah lenggek kokok, kemerduan kokok, keselarasan dan keserasian tempo dari nada gaya irama kokok, kerajinan berkokok dalam waktu tertentu, keramahan bercanda dengan pemilik dan tingkat kelangkaan.

Ayam kukuak balenggek merupakan ayam tipe ayam penyanyi, dan merupakan plasma nutfah kebanggaan Ranah Minang yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Kontes AKB secara berkala harus diadakan kembali untuk menggugah masyarakat (hobiis) dan pemerintah daerah Sumatera Barat melestarikan sumber daya genetik AKB sebagai ternak unggulan Ranah Minang yang bernilai ekonomis tinggi. Semoga.

0 komentar:

Posting Komentar